Harga CPO Diprediksi Bergerak Naik Tipis Usai Penurunan Pekan Lalu

Harga CPO Diprediksi Bergerak Naik Tipis Usai Penurunan Pekan Lalu
Harga CPO Diprediksi Bergerak Naik Tipis Usai Penurunan Pekan Lalu

JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali menjadi sorotan pasar global setelah mencatat pelemahan signifikan pada perdagangan akhir pekan lalu.

Penurunan ini menimbulkan pertanyaan mengenai arah harga CPO di pekan ini, apakah akan terus tertekan atau mulai berbalik arah.

Pada Jumat, 12 Desember 2025, harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup pada level MYR 4.018 per ton. Angka ini mencatatkan penurunan 1,11% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi harga terendah sejak 25 November, atau sekitar dua pekan terakhir. Sepanjang pekan lalu, harga CPO merosot 3,23% secara point-to-point, menunjukkan tekanan jual yang cukup besar.

Baca Juga

HIMKI Tingkatkan Daya Saing Industri Kayu Lewat Teknologi Global

Analis menyebutkan, salah satu faktor yang menekan harga CPO adalah melemahnya harga minyak nabati lainnya. Di akhir pekan lalu, harga minyak kedelai di bursa Dalian, China, anjlok 1,27%, sementara di Chicago Board of Trade, Amerika Serikat, harga turun 0,35%. Fluktuasi ini menimbulkan persaingan ketat antara minyak sawit dan minyak nabati pengganti lainnya. 

“Saat harga minyak nabati pesaing lebih murah, keuntungan beralih ke CPO menjadi berkurang karena keduanya dapat saling menggantikan di pasar internasional,” ujar pengamat komoditas.

Selain faktor harga global, perkembangan nilai tukar mata uang turut memengaruhi pergerakan CPO. Sepanjang minggu lalu, ringgit Malaysia menguat 0,33% terhadap dolar AS. Sebagai aset yang diperdagangkan dalam ringgit, penguatan mata uang ini membuat kontrak CPO menjadi lebih mahal bagi investor asing, sehingga menekan minat beli.

Analisis Teknis Harga CPO

Dari sisi teknikal, harga CPO masih berada di zona bearish jika dilihat dari perspektif mingguan. Relative Strength Index (RSI) tercatat di level 40, menunjukkan posisi pasar sedang dalam tekanan jual. Indikator Stochastic RSI bahkan sudah menyentuh angka 0, menandakan kondisi oversold atau jenuh jual. Kondisi ini menimbulkan kemungkinan terjadinya koreksi atau rebound harga dalam perdagangan pekan ini.

Sejumlah analis memproyeksikan harga CPO berpotensi mengalami kenaikan ringan pada awal pekan ini. Penurunan sebelumnya yang mencapai 2,62% dalam sebulan terakhir dinilai telah memberi ruang bagi harga untuk menguat kembali. Target resisten terdekat berada pada Moving Average (MA) 5 di MYR 4.101 per ton. Apabila harga berhasil menembus level ini, MA-10 di MYR 4.230 per ton menjadi sasaran selanjutnya. Target optimistis atau resisten terjauh diperkirakan berada pada MYR 4.265 per ton.

Di sisi lain, jika tekanan jual masih berlanjut dan harga CPO kembali menurun, support terdekat berada di MYR 4.002 per ton. Rentang support berikutnya berada di level MYR 3.964 hingga MYR 3.889 per ton. Target pesimistis atau support terjauh diperkirakan mencapai MYR 3.510 per ton.

Faktor Global dan Domestik

Selain indikator teknikal, kondisi pasar CPO dipengaruhi oleh faktor fundamental, terutama pasokan dan permintaan global. Penurunan harga minyak nabati dunia menjadi salah satu faktor utama. Di sisi lain, permintaan domestik Indonesia terhadap minyak sawit masih stabil, tetapi pengaruh harga internasional sangat kuat terhadap kontrak ekspor.

Para pelaku pasar juga memantau perkembangan cuaca di wilayah penghasil sawit utama, karena kondisi ekstrem dapat memengaruhi pasokan dan harga. Misalnya, hujan lebat atau bencana alam yang menurunkan produktivitas kebun bisa menjadi faktor penguat harga. Namun, saat ini, tekanan harga dari kompetitor minyak nabati dan fluktuasi nilai tukar ringgit lebih dominan memengaruhi pasar.

Strategi Investor dan Produsen

Dalam situasi harga yang volatil ini, produsen dan investor disarankan memantau indikator teknikal serta fundamental pasar secara bersamaan. Untuk investor jangka pendek, kondisi oversold menjadi peluang untuk melakukan pembelian ketika harga berada di support. Sedangkan produsen bisa menyesuaikan volume produksi dan kontrak penjualan agar risiko kerugian berkurang.

Dengan demikian, pekan ini diprediksi menjadi periode yang cukup fluktuatif bagi harga CPO. Pelaku pasar perlu mencermati pergerakan harga minyak nabati dunia, nilai tukar ringgit, serta perkembangan cuaca yang memengaruhi pasokan. Kondisi oversold yang terjadi bisa menjadi momentum untuk rebound, tetapi risiko penurunan harga tetap ada jika tekanan jual berlanjut.

Secara keseluruhan, harga CPO menghadapi tekanan dari faktor eksternal dan internal, namun adanya indikator teknikal yang menunjukkan kondisi jenuh jual membuka peluang bagi harga untuk stabil atau bahkan naik tipis. Pergerakan harga pekan ini akan menjadi barometer bagi tren komoditas sawit menuju akhir tahun, sekaligus menjadi panduan bagi strategi investasi dan produksi yang optimal.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

10 Rekomendasi Kuliner Ayam Goreng Paling Gurih di Surabaya yang Wajib di Coba

10 Rekomendasi Kuliner Ayam Goreng Paling Gurih di Surabaya yang Wajib di Coba

Rekomendasi 10 Resep Bumbu Sop Iga Sapi Rempah Gurih Lezat

Rekomendasi 10 Resep Bumbu Sop Iga Sapi Rempah Gurih Lezat

Resep Bumbu Bulgogi Autentik, Cara Praktis Masak Daging Khas Korea

Resep Bumbu Bulgogi Autentik, Cara Praktis Masak Daging Khas Korea

Resep Creamy Mushroom Udon, Hidangan Hangat dengan Rasa Gurih Lembut

Resep Creamy Mushroom Udon, Hidangan Hangat dengan Rasa Gurih Lembut

Resep Crispy Potato Wedges Ala Cafe, Camilan Renyah Tanpa Digoreng

Resep Crispy Potato Wedges Ala Cafe, Camilan Renyah Tanpa Digoreng