JAKARTA – Pergerakan pasar saham domestik ke depan masih akan sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter Bank Indonesia.
Keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan kembali menjadi perhatian pelaku pasar, terutama di tengah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang mulai menunjukkan perlambatan momentum penguatan. Investor kini mencermati sejauh mana kebijakan tersebut mampu menopang kinerja pasar modal dalam jangka pendek hingga menengah.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Desember 2025 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 4,75%. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan stabilitas makroekonomi, inflasi yang relatif terjaga, serta kebutuhan menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi nasional. Di sisi lain, pasar saham merespons keputusan tersebut dengan pergerakan yang cenderung terbatas.
Baca JugaUpdate Harga Emas Antam 18 Desember 2025 Stabil di Rp 2,47 Juta Per Gram
IHSG Ditutup Melemah Setelah Penguatan
Pada perdagangan Rabu, 17 Desember 2025, IHSG ditutup terkoreksi 0,11% ke level 8.677. Pelemahan ini terjadi setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya indeks komposit sempat menguat 0,43%. Sepanjang sesi, IHSG bergerak dalam rentang yang relatif sempit sebelum akhirnya ditutup di zona merah, mencerminkan sikap wait and see dari pelaku pasar.
Tim Riset Phintraco Sekuritas mencatat bahwa IHSG bergerak sideways sebelum mengalami koreksi ringan. Meski demikian, secara teknikal, posisi IHSG saat ini masih berada dalam tren naik untuk jangka menengah hingga panjang. Kondisi ini menunjukkan bahwa struktur penguatan pasar masih terjaga, meskipun laju kenaikannya tidak sekuat sebelumnya.
Momentum Bullish Mulai Melambat
Dalam kajiannya, Phintraco Sekuritas menilai bahwa meskipun IHSG masih berada dalam area bullish, momentumnya mulai melandai. “Namun, dalam jangka pendek IHSG masih cenderung bergerak konsolidasi. IHSG masih di atas level MA5, MA20, MA50 dan MA200, sehingga masih dalam area bullish, namun saat ini momentumnya melambat,” tulis riset sekuritas.
Kondisi tersebut mencerminkan pasar yang sedang mencari katalis baru untuk melanjutkan penguatan. Investor cenderung lebih selektif dalam memilih saham, seiring dengan minimnya sentimen positif jangka pendek yang mampu mendorong pergerakan indeks secara signifikan.
Data Kredit Perbankan Jadi Sorotan
Selain kebijakan suku bunga, data sektor perbankan juga menjadi perhatian pasar. Phintraco Sekuritas mencatat pertumbuhan kredit pada November 2025 meningkat menjadi 7,74% secara tahunan, dibandingkan 7,36% pada Oktober 2025. Capaian ini menjadi pertumbuhan tercepat sejak Juni lalu, di tengah adanya paket stimulus dari pemerintah yang bertujuan mendorong daya beli masyarakat.
Meski demikian, pertumbuhan kredit tersebut belum sepenuhnya diimbangi dengan penurunan kredit menganggur. Jumlah undisbursed loan atau kredit yang belum tersalurkan masih tercatat cukup tinggi, yakni mencapai Rp2.509,4 triliun pada November 2025, atau setara dengan 23,18% dari total kredit yang telah disetujui. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit ke sektor riil masih menghadapi tantangan.
Penurunan BI Rate Belum Sepenuhnya Dirasakan
Phintraco Sekuritas juga menyoroti bahwa meskipun BI Rate telah turun cukup signifikan sepanjang 2025, penurunan suku bunga kredit perbankan berjalan lebih lambat. “Meskipun BI Rate telah turun sebesar 125 basis poin pada 2025, namun penurunan suku bunga kredit perbankan cenderung lebih lambat, yaitu sebesar 24 basis poin dari 9,2% pada awal 2025 menjadi sebesar 8,96% di November 2025,” tulis sekuritas.
Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang membatasi percepatan pertumbuhan kredit dan berdampak pada laju ekspansi ekonomi. Bagi pasar saham, situasi tersebut berpotensi menahan penguatan IHSG, khususnya pada sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga dan pembiayaan.
Peluang Rebound Jangka Pendek Masih Terbuka
Untuk perdagangan Kamis, 18 Desember 2025, Phintraco Sekuritas melihat adanya peluang rebound jangka pendek. Secara teknikal, indikator Stochastic RSI membentuk Golden Cross di dekat area oversold, yang membuka peluang pemantulan terbatas. Namun, potensi tersebut diperkirakan masih akan dibatasi oleh fase konsolidasi.
Dengan mempertimbangkan kondisi teknikal tersebut, IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 8.600 hingga 8.750, selama indeks ditutup di bawah level 8.750. Pergerakan ini mencerminkan pasar yang masih berhati-hati, sambil menunggu konfirmasi arah selanjutnya.
Kinerja IHSG dalam Sebulan Terakhir
Menilik kinerja IHSG dalam satu bulan terakhir, indeks komposit mencatat pertumbuhan sebesar 3,09%. Bahkan, IHSG beberapa kali berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high penutupan baru. Saat ini, rekor tersebut berada di level 8.710,69, yang tercapai pada penutupan perdagangan Senin, 18 Desember 2025.
Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa secara fundamental, pasar saham Indonesia masih memiliki daya tarik. Namun, perlambatan momentum bullish menandakan bahwa ruang penguatan jangka pendek mungkin lebih terbatas dibandingkan periode sebelumnya.
Pasar Masih dalam Fase Konsolidasi
Secara keseluruhan, keputusan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga acuan memberikan stabilitas, namun belum cukup kuat untuk mendorong lonjakan baru pada IHSG. Pasar saham diperkirakan masih bergerak dalam fase konsolidasi, dengan kecenderungan selektif pada saham-saham tertentu.
Investor disarankan untuk tetap mencermati perkembangan kebijakan moneter, data ekonomi domestik, serta pergerakan teknikal IHSG. Di tengah momentum bullish yang melandai, strategi yang lebih berhati-hati dan berbasis analisis dinilai menjadi kunci dalam menghadapi dinamika pasar ke depan.
Mazroh Atul Jannah
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Update Pergerakan IHSG Hari Ini, 18 Desember 2025 dan Rekomendasi Saham Pilihan Analis
- Kamis, 18 Desember 2025
Simak Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini 18 Desember 2025
- Kamis, 18 Desember 2025
BI Tahan Suku Bunga, Momentum Penguatan IHSG Terlihat Mulai Melandai
- Kamis, 18 Desember 2025
Simak Harga Emas Perhiasan Terbaru 18 Desember 2025 Naik di Rajaemas dan Lakuemas
- Kamis, 18 Desember 2025
Cek Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Kota Cimahi Hari Ini Kamis, 18 Desember 2025
- Kamis, 18 Desember 2025
Berita Lainnya
Simak Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini 18 Desember 2025
- Kamis, 18 Desember 2025
BI Tahan Suku Bunga, Momentum Penguatan IHSG Terlihat Mulai Melandai
- Kamis, 18 Desember 2025
Simak Harga Emas Perhiasan Terbaru 18 Desember 2025 Naik di Rajaemas dan Lakuemas
- Kamis, 18 Desember 2025
Cek Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Kota Cimahi Hari Ini Kamis, 18 Desember 2025
- Kamis, 18 Desember 2025
Prakiraan Cuaca Surabaya Kamis, 18 Desember 2025 Berawan Berpotensi Hujan Petir
- Kamis, 18 Desember 2025






