Produksi Batu Bara RI 2025 Baru Capai 68 Persen

Produksi Batu Bara RI 2025 Baru Capai 68 Persen
Produksi Batu Bara RI 2025 Baru Capai 68 Persen

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi produksi batu bara Indonesia hingga September 2025 baru mencapai 509 juta ton.

Angka ini setara 68% dari target nasional sebesar 739 juta ton untuk tahun 2025. Data tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, dalam forum CT Asia 2025 di Intercontinental Hotel, Jimbaran, Bali.

“Produksi saat ini kita targetkan 739 juta ton dan saat ini sudah 509 juta ton atau 68% dari total target [2025],” ujar Tri. Meski belum mencapai target penuh, sektor batu bara masih menjadi salah satu penggerak utama ekonomi nasional, terutama melalui kontribusinya terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Baca Juga

Harga CPO Bangkit Setelah Dua Hari Turun Tipis

Tri memaparkan, batu bara telah memberikan kontribusi signifikan bagi penerimaan negara, dengan PNBP subsektor minerba pada 2024 mencapai Rp143 triliun. Sementara untuk 2025, pemerintah menargetkan setoran PNBP dari sektor ini sebesar Rp123 triliun. 

Jika ditotal bersama pajak dan kontribusi lainnya, industri batu bara diperkirakan menyumbang lebih dari Rp250 triliun bagi negara. “Dibanding industri lain. Ini cukup tinggi peran industri batu bara ini [penerimaan negara] plus pajak dan lain-lain mungkin sekitar di atas Rp250 triliun,” jelas Tri.

Selain menjadi tulang punggung penerimaan negara, batu bara juga memiliki peran strategis dalam penyediaan energi domestik. Konsumsi domestik batu bara saat ini mencapai sekitar 300 juta ton per tahun, dengan serapan terbesar berasal dari industri pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Sektor lain, termasuk industri kertas, semen, dan tekstil, memiliki konsumsi yang relatif lebih kecil dibandingkan PLTU.

Tri menambahkan, saat ini sumber daya batu bara Indonesia tercatat mencapai 31,9 miliar ton, dengan jumlah perusahaan tambang yang beroperasi sebanyak 959 perusahaan. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perusahaan tambang batu bara terbanyak di dunia. Hal ini menunjukkan besarnya potensi industri batu bara nasional, sekaligus tantangan dalam pengelolaan agar lebih bersih dan efisien.

Sejalan dengan komitmen pemerintah terhadap transisi energi, pengembangan industri batu bara ke depan diarahkan agar semakin ramah lingkungan. Tri menegaskan bahwa batu bara tidak hanya menjadi sumber energi, tetapi juga harus bertransformasi menuju standar yang lebih bersih untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. “Peran batu bara di Indonesia di samping sebagai salah satu sumber energi, tetapi juga kita upayakan, batu bara ini menuju ke transisi tahun 2060, sudah semakin bersih dibanding dengan kondisi pada saat ini,” katanya.

Tri menekankan, upaya transisi ini menjadi bagian penting dalam strategi nasional untuk menyeimbangkan kebutuhan energi dan komitmen terhadap lingkungan. Pemerintah terus mendorong inovasi dan pemanfaatan teknologi baru, seperti pembangkit listrik batu bara dengan emisi rendah, agar sumber daya alam ini tetap produktif sambil menekan dampak lingkungan.

Meski produksi baru mencapai 68% dari target, pemerintah optimistis industri batu bara tetap menjadi pilar ekonomi nasional. Produksi yang tersisa hingga akhir 2025 diharapkan dapat mengejar target, dengan dukungan perbaikan operasional tambang, efisiensi logistik, dan pengawasan kualitas batubara yang dikirim ke PLTU maupun pasar ekspor.

Selain itu, Tri menyebutkan bahwa pemerintah juga memperhatikan aspek ketahanan energi. Batu bara diposisikan sebagai sumber energi strategis untuk memastikan pasokan listrik nasional tetap stabil, terutama bagi pembangkit listrik yang menjadi tulang punggung sistem energi. Dengan konsumsi domestik sebesar 300 juta ton per tahun, industri PLTU tetap menjadi pengguna terbesar, sehingga pemenuhan target produksi sangat penting untuk menjaga pasokan energi nasional.

Kendati masih ada tantangan dalam mencapai target produksi 2025, Tri menegaskan bahwa kontribusi batu bara terhadap PNBP, pajak, dan kebutuhan energi domestik tetap signifikan. Industri ini tidak hanya menjadi penyumbang utama pendapatan negara, tetapi juga memainkan peran strategis dalam memastikan ketersediaan energi bagi sektor industri dan masyarakat luas.

Dengan fokus pada efisiensi, pemanfaatan teknologi bersih, dan penguatan regulasi, Kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara akan tetap meningkat hingga akhir 2025. Pemerintah juga terus mendorong kolaborasi dengan sektor swasta agar pencapaian target nasional lebih optimal, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama di pasar batu bara global.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BMKG Prediksi Jakarta Hari Ini Berawan, Suhu Stabil

BMKG Prediksi Jakarta Hari Ini Berawan, Suhu Stabil

BMKG Peringatkan Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia

BMKG Peringatkan Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia

Harga Sembako Jogja 23 September 2025: Cabai Meroket

Harga Sembako Jogja 23 September 2025: Cabai Meroket

Prabowo Hadiri KTT PBB Palestina Bersama Menlu Indonesia

Prabowo Hadiri KTT PBB Palestina Bersama Menlu Indonesia

Kemkomdigi Sebut Pidato Prabowo di PBBTunjukkan Peran Indonesia

Kemkomdigi Sebut Pidato Prabowo di PBBTunjukkan Peran Indonesia