Harga Minyak Dunia Turun Akibat Kelebihan Pasokan Global

Harga Minyak Dunia Turun Akibat Kelebihan Pasokan Global
Harga Minyak Dunia Turun Akibat Kelebihan Pasokan Global

JAKARTA - Harga minyak dunia kembali mencatat penurunan pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan yang menekan harga, meski ketegangan geopolitik di Rusia dan Timur Tengah terus membayangi. 

Fokus para pelaku pasar kini bergeser dari risiko konflik ke keseimbangan fundamental antara pasokan dan permintaan global.

Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 23 September 2025, harga minyak mentah Brent berjangka ditutup melemah 11 sen atau 0,2 persen ke level USD66,57 per barel. Harga acuan global ini telah bergerak dalam kisaran USD65,50 hingga USD69 per barel sejak awal Agustus, mencerminkan volatilitas pasar yang tinggi akibat fluktuasi pasokan dan spekulasi geopolitik.

Baca Juga

Harga CPO Bangkit Setelah Dua Hari Turun Tipis

Sementara itu, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Oktober, yang berakhir pada Senin, ditutup pada harga USD62,64 per barel, turun 4 sen atau 0,1 persen. Kontrak bulan kedua yang lebih aktif diperdagangkan turun 12 sen, atau 0,2 persen, menjadi USD62,28 per barel. Penurunan ini menegaskan bahwa kekhawatiran kelebihan pasokan menjadi faktor dominan yang menahan harga.

Para pedagang fokus pada potensi pasokan berlebih di pasar minyak global, yang diperkirakan akan terjadi kecuali Amerika Serikat dan Uni Eropa memberlakukan tarif lebih ketat terhadap negara-negara yang membeli minyak mentah dari Rusia. Situasi ini menimbulkan spekulasi bahwa permintaan mungkin tidak cukup kuat untuk menyerap produksi yang meningkat.

Irak, sebagai produsen terbesar kedua dalam OPEC, telah meningkatkan ekspor minyaknya sesuai kesepakatan OPEC+. SOMO, perusahaan pemasaran minyak negara, memperkirakan ekspor minyak Irak pada September berkisar antara 3,4 juta hingga 3,45 juta barel per hari (bph). Peningkatan pasokan ini menambah tekanan pada harga minyak di tengah prediksi permintaan global yang melambat.

Selain itu, kapasitas produksi minyak mentah Kuwait mencapai 3,2 juta barel per hari, level tertinggi dalam lebih dari 10 tahun. Menteri Perminyakan Kuwait, Tariq Al-Roumi, menyampaikan informasi ini kepada surat kabar lokal Al Qabas, menegaskan bahwa produksi meningkat signifikan seiring dengan strategi negara-negara OPEC+ untuk mempertahankan pangsa pasar.

Secara bersamaan, faktor eksternal seperti keputusan suku bunga Federal Reserve menjadi perhatian pasar. Ekuitas AS, yang sering bergerak seiring harga minyak, menunjukkan pelemahan karena pasar menunggu arah kebijakan moneter berikutnya. Para pejabat The Fed meragukan perlunya penurunan suku bunga lebih lanjut, karena inflasi masih berada di atas target dua persen dan pasar tenaga kerja mendekati tingkat kesempatan kerja penuh. Normalisasi suku bunga biasanya akan menahan permintaan minyak, sehingga sentimen terhadap harga minyak menjadi lebih berhati-hati.

Ketegangan geopolitik tetap ada, namun tidak langsung memengaruhi pasokan minyak. Konflik di Timur Tengah meningkat setelah beberapa negara Barat mengakui Palestina, dan ketegangan di Eropa Timur meningkat ketika Estonia menyatakan jet tempur Rusia memasuki wilayah udaranya tanpa izin. Meski demikian, perkembangan ini tidak menyebabkan gangguan signifikan terhadap distribusi minyak, sehingga harga lebih dipengaruhi oleh pasokan yang melimpah.

Brent dan WTI sebelumnya ditutup turun lebih dari satu persen pada Jumat lalu, menandai koreksi mingguan akibat kombinasi pasokan besar dan penurunan permintaan global. Kondisi pasar saat ini menunjukkan permintaan minyak kemungkinan akan menurun dari kuartal ketiga ke kuartal keempat 2025, dan kembali melemah pada kuartal pertama 2026. Sementara itu, produksi OPEC+ terus meningkat, menimbulkan tekanan lebih lanjut terhadap harga.

Irak juga memberikan persetujuan awal terhadap rencana untuk melanjutkan ekspor minyak melalui pipa dari wilayah semi-otonom Kurdistan menuju Turki. Langkah ini diprediksi akan menambah pasokan minyak global, memperkuat pandangan pasar bahwa surplus pasokan menjadi faktor dominan di balik tren penurunan harga.

Kesimpulannya, pasar minyak saat ini menunjukkan dominasi faktor pasokan global yang meningkat, di atas kekhawatiran geopolitik. Harga Brent dan WTI tetap tertekan oleh ekspansi produksi dari negara-negara OPEC+, termasuk Irak dan Kuwait, serta potensi berlanjutnya ekspor dari wilayah semi-otonom Kurdistan. Sementara itu, ketidakpastian kebijakan suku bunga AS menambah tekanan terhadap permintaan energi, memperkuat tren penurunan harga di tengah kelebihan pasokan.

Para analis menekankan bahwa pemantauan terus-menerus terhadap kebijakan ekspor, kapasitas produksi OPEC+, dan langkah-langkah moneter Amerika Serikat akan menjadi kunci bagi prediksi harga minyak dalam beberapa bulan ke depan. Dengan kondisi ini, investor dan pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada terhadap dinamika pasokan global dan faktor eksternal yang bisa memengaruhi keseimbangan pasar minyak dunia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tips Obat Batuk Alami dengan 8 Bahan Dapur Sederhana

Tips Obat Batuk Alami dengan 8 Bahan Dapur Sederhana

Resep Praktis Bubur Ketan Hitam Legit Manis Bersantan Gurih

Resep Praktis Bubur Ketan Hitam Legit Manis Bersantan Gurih

15 Tempat Makan Enak di Serang 2025, Legendaris dan Kekinian

15 Tempat Makan Enak di Serang 2025, Legendaris dan Kekinian

6 Tanda Kekurangan Kalsium yang Sering Terabaikan

6 Tanda Kekurangan Kalsium yang Sering Terabaikan

Hasil Pertandingan Napoli vs Pisa, Start Serie A Napoli Sempurna

Hasil Pertandingan Napoli vs Pisa, Start Serie A Napoli Sempurna