JAKARTA - Program makan bergizi gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah memiliki tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan.
Namun, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik Sudaryati Deyang, menekankan bahwa program MBG juga memiliki fungsi strategis lain, yakni sebagai instrumen pengendali harga bahan baku pangan.
Nanik menjelaskan bahwa pemanfaatan MBG untuk mengatur harga bahan baku dapat dilakukan dengan pemahaman yang mendalam oleh para ahli gizi yang bertugas di dapur-dapur MBG.
Baca JugaPemerintah Siapkan Jaminan Hidup Korban Banjir Sumatra Rp 10 Ribu/Hari
“Dengan pemahaman ini, program MBG bisa menjadi instrumen pengendali harga bahan baku pangan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Menurut Nanik, para ahli gizi perlu mempertimbangkan harga pasar saat menyusun menu, agar bahan baku berkualitas tetap terjangkau dan pasokan stabil.
Peran Ahli Gizi dalam Menjaga Kestabilan Harga
Ahli gizi memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga bahan baku. Nanik mengingatkan agar mereka tidak hanya mengikuti acuan buku atau textbook dalam menyusun menu MBG.
“Jangan hanya memakai bahan baku pangan yang itu-itu saja, dan sekadar mencontoh dari buku-buku acuan, sementara saat itu justru terjadi kelangkaan bahan baku,” katanya.
Fokus ini sangat penting, terutama karena bahan-bahan tertentu seperti pakcoy, wortel, buncis, kacang, selada, dan timun sering digunakan dalam program MBG.
Jika penggunaan bahan tersebut terlalu berlebihan tanpa variasi, hal ini bisa memicu kenaikan harga di pasar lokal. “Kalau hanya di situ mengukurnya, hanya textbook saja, maka akan terjadi kelangkaan produk-produk tadi dan harganya akan melejit,” ujar Nanik.
Untuk itu, ahli gizi dianjurkan menggunakan bahan alternatif yang memiliki nilai gizi setara, namun lebih tersedia dan dengan harga lebih stabil. Dengan cara ini, menu MBG tetap bergizi tanpa menimbulkan tekanan harga pada bahan tertentu.
Dampak Program MBG terhadap Petani dan Pasar
Selain menjaga gizi masyarakat, MBG juga berpotensi mendukung kesejahteraan petani. Dengan pembelian bahan baku yang terencana, petani mendapat pasar stabil dan harga jual yang wajar. Hal ini sekaligus mencegah fluktuasi harga di pasar yang dapat menimbulkan inflasi.
“Kalau harga bahan baku pangan tidak dikendalikan maka akan terjadi inflasi. Ahli gizi tolong diperhatikan, kita punya misi untuk menstabilkan harga komoditas, agar tidak melejit dan juga agar tidak terlalu jatuh,” kata Nanik.
Pernyataan ini menegaskan bahwa MBG bukan hanya program sosial, tetapi juga memiliki efek ekonomi yang signifikan bagi seluruh rantai pasokan pangan.
Strategi Penyusunan Menu MBG
Penyusunan menu MBG harus fleksibel dan adaptif terhadap ketersediaan bahan baku. Ahli gizi di dapur MBG diharapkan menyiapkan menu yang dapat disesuaikan dengan harga pasar dan ketersediaan bahan. Dengan cara ini, program MBG dapat mengurangi risiko kelangkaan bahan tertentu dan menjaga kestabilan harga.
Selain itu, pemahaman tentang harga pasar membuat ahli gizi bisa menentukan substitusi yang ekonomis tanpa mengurangi nilai gizi. Strategi ini sangat penting agar permintaan bahan baku tidak menumpuk pada satu jenis bahan, sehingga harga tetap stabil.
Kolaborasi Lintas Sektor
Keberhasilan MBG sebagai pengendali harga juga membutuhkan kolaborasi antar lembaga. BGN menekankan pentingnya koordinasi antara ahli gizi, pengelola dapur, penyedia bahan baku, dan pengelola program.
Dengan kerja sama yang baik, penggunaan bahan dapat diatur sehingga pasokan merata dan harga stabil, serta tujuan program terpenuhi.
“Program MBG bukan hanya soal nutrisi, tetapi juga soal pengendalian harga dan keberlangsungan ekonomi masyarakat,” ujar Nanik. Dengan demikian, MBG memiliki manfaat ganda: meningkatkan gizi masyarakat sekaligus menjaga stabilitas ekonomi pangan.
Tantangan dalam Implementasi MBG
Meski berpotensi besar, MBG sebagai instrumen pengendali harga menghadapi sejumlah tantangan. Ketersediaan bahan baku yang fluktuatif, perubahan harga pasar yang cepat, dan koordinasi antar lembaga menjadi faktor kritis. Jika tidak dikelola dengan baik, program bisa menimbulkan lonjakan harga atau kekurangan pasokan bahan.
Selain itu, pemahaman ahli gizi tentang harga dan ketersediaan bahan sangat penting. Tanpa perhatian pada aspek ini, program bisa gagal mencapai tujuan ekonomisnya, meskipun tujuan gizi tetap tercapai.
Praktik Gizi Inovatif
Nanik mendorong para ahli gizi untuk berinovasi dalam menyusun menu MBG. Pendekatan kreatif dan fleksibel memungkinkan program MBG tetap memenuhi standar gizi sekaligus menjadi pengendali harga bahan baku. Menu variatif yang disesuaikan dengan harga pasar dapat mengurangi tekanan pada bahan tertentu dan menjaga kesejahteraan petani lokal.
Dengan pendekatan ini, MBG menjadi contoh bagaimana program sosial dapat berfungsi lebih luas dari sekadar memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan pasar secara bersamaan.
Dampak Positif Program MBG bagi Stabilitas Ekonomi
Penerapan MBG yang tepat dapat menciptakan efek domino pada ekonomi lokal. Dengan pembelian bahan baku dari petani secara terencana, pasokan lebih terjamin, harga lebih stabil, dan inflasi dapat diminimalkan.
Program ini juga memastikan bahan baku tidak menumpuk pada satu jenis bahan saja, sehingga risiko kelangkaan diminimalkan.
Strategi ini sekaligus menjadi instrumen bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan nasional. MBG bukan sekadar program gizi, tetapi juga strategi makroekonomi yang mampu memberikan dampak luas.
Program MBG memiliki potensi ganda: meningkatkan gizi masyarakat dan menjadi instrumen pengendali harga bahan baku pangan. Keberhasilan program ini bergantung pada perencanaan menu yang adaptif, pemahaman ahli gizi terhadap harga pasar, serta koordinasi lintas lembaga.
Dengan strategi yang tepat, MBG dapat meningkatkan kesejahteraan petani, menjaga kestabilan harga, serta memenuhi kebutuhan gizi masyarakat secara berkelanjutan.
Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Pemerintah Siapkan Jaminan Hidup Korban Banjir Sumatra Rp 10 Ribu/Hari
- Kamis, 18 Desember 2025
Berita Lainnya
Pemerintah Siapkan Jaminan Hidup Korban Banjir Sumatra Rp 10 Ribu/Hari
- Kamis, 18 Desember 2025







